SEJARAH SINGKAT PENDIRIAN YAYASAN KANAAN NUSANTARA

A.  Bagaimana mendapat visi dari korea sebelum datang ke Indonesia ? Mengapa memilih negara Indonesia untuk melayani? Mengapa memilih nama Kanaan Nusantara?

Sebelum datang di Indonesia, setelah lulus dari Sekolah Teologi Bapak Yang melayani di sebuah gereja.  Selama pelayanan melanjutkan studi  S2 dan setelah lulus melayani selama 1 tahun untuk selanjutnya ditahbiskan menjadi gembala sidang di Gereja Seng Gwang.  Bapak Yang melayani Gereja Seng Gwang selama 5 tahun.  Suatu hari bapak Yang berdoa dan berpuasa di Bukit Doa Osali milik gereja Yoido Full Gospel Church Seoul yang digembalai oleh Pdt. Paul Yonggi Cho.   Bukit doa ini adalah khusus tempat untuk berdoa dan berpuasa.  Bapak Yang berdoa dan berpuasa selama 21 hari.  Setelah 7 hari Bapak Yang mendapatkan panggilan “saya panggil untuk menginjili di luar negeri”, ini kata panggilan dari Tuhan.  Setelah mendengar panggilan itu Bapak Yang lalu mempersiapkan diri untuk menjadi Misionaris dengan mengikuti organisasi GMS  (Global Mission Society) yang merupakan tempat pelatihan khusus untuk para misi. Pelatihan dijalani selama 1 tahun.   Untuk tempat pelayanan di luar negeri bapak Yang sedang berdoa untuk 3  negara yaitu Cina, Vietnam dan Indonesia.  Tahun 1991 adalah tahun pertama kali datang di Indonesia.  Pada bulan Juli datang dan berkeliling Indonesia. Pada waktu itu ada kesempatan melayani Jemaat Korea di Bali dekat pantai sanur, saat jemaat sudah pulang bapak Yang masuk dalam laut dan berdoa di sana selama 2 jam untuk bertanya kembali mempertajam panggilan Tuhan.  Negara manakah yang akan dilayani?   Hingga pada tahun 1994, setelah pengurusan dari GMS seniornya memanggil untuk melayani di Indonesia.  Pada 4 Desember 1994 – Tahun 1996 datang di Jakarta untuk melayani di Gereja Union Church.  Selama melayani di sana 1 minggu sekali datang ke bukit Doa Getsemani Cimahi di Jakarta.  Pada tahun 1996 – 1998 pindah ke Semarang untuk melayani gereja Korea Semarang.  Selama 2 tahun bapak Yang berdoa untuk tanah yang saat ini yayasan telah didirikan sehingga mampu membelinya dan mendirikan sekolah.

Nama Kanaan Nusantara dipilih dari mulai berdoa  bagaimana caranya untuk menginjili di negara Indonesia.  Lalu muncul satu kata bangsa Israel yang dibawa untuk masuk tanah Kanaan.  Bapak Yang juga berpikiran yang sama, mengharapkan tanah Yayasan ini menjadi tanah Kanaan, dimana orang yang datang dan masuk dapat diselamatkan masuk surga.  Di belakangnya ditambahkan kata Nusantara, karena kata ini sangat dekat dengan Indonesia yang menjelaskan gambaran dari ujung Sumatera sampai Papua.  Disatukan dan dicintai walaupun berbeda dalam kata Nusantara.

B.  Sekolah Yang Didirikan

Bangsa indonesia adalah bangsa yang sangat besar dan terdiri dari berbagai macam budaya dan agama.  Setelah bangsa Indonesia telah lama menikmati kemerdekaan ternyata, pendidikan masih menjadi problema dan sangat memprihatinkan.  Oleh sebab itu seorang misi dari Korea Selatan yang bernama Pendeta Choon Seog Yang bersama istri, melihat hal ini sebagai tempat untuk mengabdikan diri untuk melayani Tuhan dan ingin menumbuhkan pendidikan di Indonesia yang dimulai dengan pendidikan non formal.   Yang meliputi Kursus bahasa, Kursus Komputer, Kursus Jahit, Kursus kesehatan dan perawatan/Salon, Kursus mengukir, kursus Taekwondo semua diselenggarakan dengan cuma-cuma tanpa memungut biaya.

Selama menjalankan dari awal memang mendapat banyak kesulitan tetapi mampu untuk terus berjalan karena pertolongan dari Tuhan dengan ada banyaknya para organisasi atau perseorangan yang mendorong dan membantu.  Baik dalam segi dana maupun Doa.  Hingga pada 2 Juni 1998 Yayasan ini yang pada Awalnya memiliki nama Yayasan Lembaga Pendidikan Kanaan Nusantara dapat berdiri dan diakui oleh pemerintah di Indonesia. Kantor pusat Yayasan Lembaga Pendidikan Kanaan Nusantara adalah di Jl. Kyai Sono No. 2 Genuk Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Seiring dengan perkembangan dan bertambahnya waktu Yayasan Lembaga Pendidikan Kanaan Nusantara dapat menyelenggarakan pendidikan non-formal dan Pendidikan Formal.  Yayasan Lembaga Pendidikan Kanaan Nusantara telah menyelenggarakan dan membangun pendidikan formal yang meliputi Sekolah Alkitab pada Tahun 2000 dan pada bulan Juli mulai untuk TK dan Playgroup yang hari ini disebut sebagai Kelompok bermain. SD berdiri pada tanggal 29 Juli 2008, SMP berdiri pada bulan 01 Juli 2012, SMK 01 Juli 2015 dan STT berdiri pada tanggal 12 Juni 2002.

Pada tahun 2017, para pembina dan pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Kanaan Nusantara berkehendak untuk memperluas jangkauan pelayanan yang dahulunya hanya dalam bidang pendidikan.  Oleh sebab itu mengadakan rapat pleno yang ingin mewujudkan hal itu.  Pada 10 April 2017 para pembina dan pengurus Yayasan mengambil satu keputusan untuk mengganti nama Yayasan Lembaga Pendidikan Kanaan Nusantara menjadi Yayasan Kanaan Nusantara sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan bukan hanya dalam pendidikan saja tetapi juga dalam bidang Sosial, Keagamaan, Kemanusiaan dan Pendidikan.

Melalui tujuan ini, Yayasan Kanaan Nusantara diharapkan menjadi yayasan yang ikut memberikan sumbangsih besar bagi pelayanan di Indonesia terutama untuk mencapai visi misi Yayasan Kanaan Nusantara yang berkeinginan menumbuhkan iman, karakter yang baik, etika hidup dan kerohanian yang baik yang berdasarkan Firman Tuhan.

C.  Visi dan Misi Yayasan

Visi  : 

Menjadi Yayasan yang menciptakan dan menghasilkan “siswa dan mahasiswa sebagai manusia yang seutuhnya”.

Misi : 

  1. Mengajarkan makna iman, belajar dan bekerja sesuai dengan ajaran Kristen;
  2. Menanamkan etika dan karakter sesuai dengan spirit Yayasan Kanaan Nusantara;
  3. Mendalami dan melakukan Firman Tuhan  sesuai dengan Ajaran Kristen;
  4. Mengajarkan pendidikan yang sesuai dengan standar kurikulum pemerintah pada masa kini;
  5. Melatih siswa dan mahasiswa agar menjadi pelajar cerdas, inovatif dan kreatif.

D.  Penjabaran Konsep Manusia Seutuhnya

Pembangunan manusia seutuhnya merupakan tujuan pendidikan nasional yang tersirat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan pembukaan itu, pada batang tubuh UUD 1945 diantaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan jelas menegaskan bahwa pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma dan nilai yaitu norma agama dan kemanusiaan, norma persatuan bangsa, norma kerakyatan dan demokrasi, dan norma keadilan sosial.

Manusia (masyarakat) Indonesia seutuhnya adalah manusia (masyarakat) yang memiliki nilai keadilan, adil dengan sesama dan dengan alam sekitarnya. Manusia (masyarakat) seutuhnya adalah manusia (masyarakat) yang memiliki moral bersyukur, bersabar dan berikhlas atau dengan kata lain memiliki jiwa spiritual atau kecerdasan spiritual (Suhartono, 2007). Manusia seutuhnya yaitu manusia yang dididik untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, makhluk sosial, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, sesama manusia, dengan alam, dan dengan Tuhannya dalam mengejar kemajuan dan kebahagiaan rohaniah (Pelly & Menanti, 1994). #25

Membangun manusia Indonesia seutuhnya berarti membangun manusia yang memiliki kecerdasan, watak dan kepribadian Indonesia. Kecerdasan berarti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Memiliki watak berarti memiliki watak yang lembut, sopan, penyayang dan sebagainya. Kepribadian artinya memiliki kepribadian pekerja keras, disiplin sesuai dengan kepribadian Indonesia.

Manusia seperti inilah yang akan dibentuk oleh pendidikan (Idris, 2013). Manusia seutuhnya tertuang dengan jelas dalam tujuan pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (religious) dan berbudi pekerti luhur (bermoral), memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Soedijarto, 2008).

Manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya apabila mendapat pendidikan. Manusia yang tidak memperoleh pendidikan tidak akan mampu menjalani kehidupannya dengan sempurna, tidak akan berguna bagi kehidupan. Proses pendidikan menjadi sarana untuk memanusiakan manusia dan mewariskan kebudayaan kepada generasi penerusnya. Terkait dengan manusia seutuhnya, Prayitno & Amti (2004) dengan merujuk dari para pemikir Barat, khusunya dalam bidang psiko- humanistik, seperti Frankl, Jung, Maslow dan Rogers telah pula mengajukan berbagai rumusan sejalan dengan konsep manusia seutuhnya. Mereka memakai istilah (berfungsi unsur-unsur kemanusiaan secar ideal) sebagai perwujudan manusia seutuhnya. Ciri-ciri yang dapat berfungsi secara ideal itu adalah:

  1. Menurut Frankl
    a. Mencapai penghayatan yang penuh tentang makna hidup dan kehidupan
    b. Bebas memilih dan bertindak
    c. Bertanggung jawab secara pribadi terhadap segala tindakan
    d. Melibatkan diri dalam kehidupan bersama orang lain.
  2. Menurut Jung
    a. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri
    b. Menerima diri sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahannya #26
    c. Menerima dan bersikap toleran terhadap hakikat dan keberadaan kemanusiaan secara umum
    d. Menerima hal-hal yang masih belum dapat diketahui atau misterius, serta bersedia mempertimbangkan hal-hal yang bersifat tidak rasional tanpa meninggalkan cara-cara berpikir logis.
  3. Menurut maslow
    Manusia yang berfungsi secara ideal ialah mereka yang mengembangkan seluruh kemampuan dan potensi. lebih jauh, Maslow menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang telah berhasil mewujudkan diri sendiri secara penuh. dari pandangan-pandangan terhadap manusia seperti yang telah di jelaskan di atas, secara sederhana hakikat manusia dapat di jelaskan sebagai berikut.
    a. Manusia sebagai mahluk individu, bahwa manusia sebagai mahluk individu yang mempunyai ciri-ciri atau kekhasan terdiri. oleh karena itu manusia juga di sebut sebagai mahluk yang unik.
    b. Manusia sebagai mahluk sosial, bahwa manusia sebagai mahluk sosial mempunyai sifat sosialitas yang menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya.
    d. Manusia sebagai makhluk monodualis, bahwa manusia sebagai makhluk monodualis tidak dapat memisahkan antara jiwa dan raga sebagai satu kesatuan dalam perkembangannya.
    e. Manusia sebagai makhluk bermoral, bahwa manusia yang normal pada intinya mengambil keputusan susila dan mampu membedakan hal- hal yang baik dan buruk. Selain itu juga mampu membedakan hal yang benar dan yang salah untuk kemudian mengarahkan hidupnya ke tujuan-tujuan yang berarti sesuai dengan pilihan dan keputusan hati nurani dalam mempertimbangkan baik/buruk dan salah/benar.
    f. Manusia sebagai makhluk religius, bahwa manusia sebagai makhluk religius mengndung kemungkinan baik dan jahat, sesuai dengan pandangan manusia itu sendiri sebagai makhluk Tuhan. Manusia mempunyai nafsu-nafsu baik maupun jahat.
    g. Manusia sebagai makhluk berpikir/filosofis, bahwa manusia itu mempunyai akal dan budi. Akal digunakan untuk berpikir agar menjadi berbudi. #27
    h.Manusia sebagai makhluk berketerampilan, bahwa manusia sudah mempunyai bakat dan minat masing-masing dalam mengembangkan keterampilannya.
    Pemberdayaan manusia seutuhnya berarti memperlakukan peserta didik sebagai subyek merupakan penghargaan terhadap peserta didik sebagai manusia yang utuh. Peserta didik memiliki hak untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, spiritual, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi yang mandiri (makhluk individu), sebagai elemen dari sistem sosial yang saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain (makhluk sosial) dan sebagai pemimpin bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di muka bumi (makhluk tuhan) (Kemendiknas, 2010). #28 

Penjabaran Misi :

  1. Mengajarkan makna iman, belajar dan bekerja sesuai dengan ajaran Kristen;
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler/mata kuliah dan ekstrakurikuler
  1. Menanamkan etika dan karakter sesuai dengan spirit Yayasan Kanaan Nusantara;
Penanaman etika dan karakter spirit Yayasan Kanaan Nusantara dalam kegiatan pembiasaan atau kegiatan reatret dan kegiatan pembelajaran luar sekolah
  1. Mendalami dan melakukan Firman Tuhan  sesuai dengan Ajaran Kristen;
Mempelajari Firman dan melakukan praktek dalam kegiatan pembelajaran
  1. Mengajarkan pendidikan yang sesuai dengan standar kurikulum pemerintah pada masa kini;
Menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum pada masa sekarang khususnya pada waktu masa pemulihan pasca pandemi.
  1. Melatih siswa dan mahasiswa agar menjadi pelajar cerdas, inovatif dan kreatif.
Melatih siswa dan mahasiswa melalui kegiatan projek atau ekstrakurikuler lainnya yang dapat mengasah keterampilan sesuai minat dan bakatnya